KORANKALTIM.COM, TENGGARONG – Perusahaan Daerah Tunggang Parangan (Perusda TP) sudah punya Direktur Utama (Dirut) yang baru yaitu Awang Muhammad Luthfi yang resmi menjabat setelah dilantik Bupati Kukar Edi Damansyah, Senin (27/12/2021) pagi lalu.
Kepada Korankaltim.com, Lutfhi menjelaskan dirinya telah menetapkan langkah dan pekerjaan apa yang segera dirampungkan dalam program 100 hari kerja sejak dirinya dilantik.
“Untuk problem internal di program kerja saya 100 hari sudah selesai, sambil menata peluang industri dan menjajaki sehingga kondisi perusahaan sudah mulai stabil,” papar Luthfi Rabu (29/12/2021) siang tadi.
Kondisi Perusda TP memang strateginya tidak bisa dipaksa, karena sejak dirinya menjabat maka hal yang pertama dilakukannya ialah upaya pemulihan.
“Ini masa recovery dan kami tahu perusda ini ada catatan pembukuan yang negatif jadi butuh waktu yang tidak pendek, namun tujuannya di beberapa tahun ke depan kami harus bisa menghasilkan nilai plus pada neraca,” paparnya.
Lutfhi menegaskan akan melakukan penataan pada penyelesaian masalah internal, kemudian menata keuangan serta menata semua sumber daya manusia (SDM).
“Menata semuanya dan membentuk kultur perusahaan baru, karena memang posisinya recovery, pemulihan karena neracanya negatif, kami tanggung jawab terhadap pajak yang terhutang, kemudian banyak sekali yang harus diselesaikan, jadi bukan pekerjaan mudah tapi bukan berarti tidak mungkin,” papar Luthfi lagi.
Sesuai dengan harapan pemerintah daerah yakni Bupati Kukar, Perusda TP nantinya tidak lagi akan dikucuri penyertaan modal. Nyatanya hal ini justru disambut antusias oleh Lutfhi dan berjanji akan memberikan kinerja yang baik bagi pemerintah daerah.
“Tidak berharap ada penyertaan modal begitu keinginan bupati dan pemerintah juga tidak menyertakan modal karena kalau dengan penyertaan modal, kita lebih berisiko lagi yang harus kita perhintungkan, jadi lebih baik tanpa penyertaan modal sehingga kita benar-benar kinerja murni dan menjadi swasta murni walaupun adalah milik pemerintah dan tetap plat merah,” beber Lutfhi yang merupakan lulusan S3 salah satu Universitas di Swiss ini.
Untuk mencapai itu tentunya dibutuhkan strategi yang unik, dan dirinya pun berkeyakinan pihaknya dapat dukungan dari seluruh stakeholder dan pemangku kepentingan.
“Kan karena yang namanya perusda itu kan punya previlage yang tinggi, jadi keistimewaan dari pemerintah ya harusnya sih bisa, untuk orang-orangnya kita tentu utamakan the right man the right place, namun tidak gampang karena saya harus cari orang yang profesional dan kami juga ga gampang orang masuk kesini, karena kita tahu perusahaan yang negatif itu kan dari segi penggajian dan segi apapun tidak ada standar yang masih bisa dipegang. Jadi memang ekstra effort dan penataan yang kerja berat lah, tapi saya optimis,” demikian Lutfhi.
Penulis: Muhammad Heriansyah
Editor: Aspian Nur
Sumber : korankaltim.com